STAND DISBUDPAR POLEWALI MANDAR JUARA I PAMERAN HANDICRAFT
Makassar, 15 Juli 2011 (budpar) Pameran Pariwisata "kemilau Sulawesi 2012" yang pelaksanaannya memasuki tahun ke tujuh diselenggarakan di kota Angin Mamiri, Makassar dari tanggal 12 sampai dengan 15 Juli 2012. Seluruh rangkaian acara dilaksanakan di Mall Trans Tanjung Bunga Makassar diiukuti oleh seluruh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Sulawesi, Badan Promosi Daerah, dan Perusahaan Sawsta.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Polewali yang turut memeriahkan acara tersebut menampilkan berbagai macama potensi daerah pada pameran kali ini. Salah satu Handicraft yang kemudian menjadi pemenang (Juara I) adalah kerajinan tangan yang bahan bakunya menggunakan Lidi kelapa. Disamping menggunakan bahan baku lokal, kerajinan ini juga sangat diminati oleh pengunjung karena desainnya yang unik dan menarik.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Polewali Mandar, Darwin Badaruddin menyatakan kegembiraannya atas hasil kerja yang dicapai oleh Tim Promosinya dengan menyebutkan bahwa hasil ini tentu diraih atas perjuangan dan kerja keras serta dukungan dari berbagai pihak.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Polewali yang turut memeriahkan acara tersebut menampilkan berbagai macama potensi daerah pada pameran kali ini. Salah satu Handicraft yang kemudian menjadi pemenang (Juara I) adalah kerajinan tangan yang bahan bakunya menggunakan Lidi kelapa. Disamping menggunakan bahan baku lokal, kerajinan ini juga sangat diminati oleh pengunjung karena desainnya yang unik dan menarik.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Polewali Mandar, Darwin Badaruddin menyatakan kegembiraannya atas hasil kerja yang dicapai oleh Tim Promosinya dengan menyebutkan bahwa hasil ini tentu diraih atas perjuangan dan kerja keras serta dukungan dari berbagai pihak.
DISBUDPAR IKUT MERIAHKAN GELAR PRODUK INDUSTRI KECIL POLEWALI MANDAR 2012
Polewali 6 Mei 2012 (Budpar ), Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Polewali Mandar ikut ambil bagian pada acara Gelar Produk Industri Kecil yang diprakarsai oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Polewali Mandar dan dibuka secara resmi oleh Bupati Polewali Mandar Ali Baal Masdar, Rabu 6 Mei 2012 bertempat di Gedung Mandar Convention Centre, Polewali.
Acara yang direncanakan berlangsung selama dua hari ini diikuti sekitar 30 peserta yang terdiri dari berbagai kelompok Industri kecil, Organisasi kepemudaan dan Instansi terkait.
Dalam sambutannya pada saat pembukaan, Bupati Polewali Mandar menyambut baik acara Gelar Produk Industri kecil sebagai upaya untuk mengukur sejauh mana perkembangan Industri kecil di daerah ini. Acara Pembukaan dirangkaikan dengan Pelantikan Pengurus Himpunan Pengusaha Industri Kecil Kabupaten Polewali Mandar serta dialog dengan beberapa peserta. Acara Pembukaan dihadiri oleh Ketua DPRD Polewali Mandar, Unsur Muspida, Ketua Dekranasda Hj. Ruskati Ali Baal, Kepala-kelapa SKPD lingkup Pemkab Polewali Mandar, Perbankan, dan beberapa pelaku Industri.
Acara diakhiri dengan kunjungan Bupati beserta rombongan ke seluruh Stand yang memeriahkan acara yang pertama kali di gelar ini.
Acara yang direncanakan berlangsung selama dua hari ini diikuti sekitar 30 peserta yang terdiri dari berbagai kelompok Industri kecil, Organisasi kepemudaan dan Instansi terkait.
Dalam sambutannya pada saat pembukaan, Bupati Polewali Mandar menyambut baik acara Gelar Produk Industri kecil sebagai upaya untuk mengukur sejauh mana perkembangan Industri kecil di daerah ini. Acara Pembukaan dirangkaikan dengan Pelantikan Pengurus Himpunan Pengusaha Industri Kecil Kabupaten Polewali Mandar serta dialog dengan beberapa peserta. Acara Pembukaan dihadiri oleh Ketua DPRD Polewali Mandar, Unsur Muspida, Ketua Dekranasda Hj. Ruskati Ali Baal, Kepala-kelapa SKPD lingkup Pemkab Polewali Mandar, Perbankan, dan beberapa pelaku Industri.
Acara diakhiri dengan kunjungan Bupati beserta rombongan ke seluruh Stand yang memeriahkan acara yang pertama kali di gelar ini.
Drs. H. A. Ali Baal Masdar, M.Si
Pimpinan dan seluruh staf Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Polewali Mandar mengucapakan Selamat Ulang Tahun ke-52 kepada Bapak Drs. H. A. Ali Baal masdar, M.Si (Bupati Polewali Mandar), 29 Mei 2012; semoga Allah Subhanah wata'ala senantiasa menganugerahi kekuatan, kesehatan dan hidayah dalam mengemban amanah.
Drs. H. Darwin Badaruddin, M.Pd (Kepala Dinas)
Drs. H. Darwin Badaruddin, M.Pd (Kepala Dinas)
LAGI WISMAN KUNJUNGI POLMAN
Polewali, 28 Mei 2012// Pesona Polewali Mandar kembali dilirik oleh empat orang wisatawan Mancanegara asal Belanda, masing-masing Agnes Coenen, Rene' Coenen, Jan Smeets, dan Ton Smeets, 27 sampai dengan 28 mei 2012. Hari pertama kun jungan mereka diwali dengan menyaksikan aktifitas pembuatan Perahu Sandeq, Pemintalan Tali, Penenun sutera Mandar dan menyusuri pantai desa Tangnga-tangnga. Dari beberapa kegiatan mereka di hari pertama tersebut semuanya takjub menyaksikan kondisi sosial masyarakat Mandar. Dalam kesempatan itu mereka membagikan beberapa souvenir dan alat gambar kepada beberapa orang anak yang menyambut mereka di desa tangnga-tangnga. sayangnya, kondisi pantai terkesan masih sangat jorok, dan menghimbau agar masyarakat dapat merubah kebiasaan-kebiasaan membuang sampah di sembarang tempat, termasuk di sepanjang pantai Polewali Mandar yang menurut mereka sangat mempesona.
Pada hari kedua (semin 28 mei 2012) seusai Breakfast di Hotel Lilianto tempat mereka menginap kunjungan dilanjutkan ke Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Polewali Mandar. Mereka disambut dengan suguhan kue khas tradsional yakni Sambusa' dan Dadar, sambil menikmati sunguhan musik tradisional antara lain : keke, gongga. calong, kacaping dan rebana. Setelah berpose bersama Kadis budpra beserta seluruh staf, kun jungan dilanjutkan ke objek Wisata Alam Sungai Mapilli (Desa Rumpa). Kedatangan wisatawan asal Belanda ini difasilitasi oleh Tour Local agent Indo' Sella Toiurs dari Toraja.
Pada hari kedua (semin 28 mei 2012) seusai Breakfast di Hotel Lilianto tempat mereka menginap kunjungan dilanjutkan ke Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Polewali Mandar. Mereka disambut dengan suguhan kue khas tradsional yakni Sambusa' dan Dadar, sambil menikmati sunguhan musik tradisional antara lain : keke, gongga. calong, kacaping dan rebana. Setelah berpose bersama Kadis budpra beserta seluruh staf, kun jungan dilanjutkan ke objek Wisata Alam Sungai Mapilli (Desa Rumpa). Kedatangan wisatawan asal Belanda ini difasilitasi oleh Tour Local agent Indo' Sella Toiurs dari Toraja.
In Memoriam Kamaq Salding
Polewali, Harian RADAR SULBAR. Seniman senior di Mandar yang lihai memainkan alat musik ‘calong’ tak banyak. Salah satunya adalah Abdullah yang akrab dipanggil Ka’salding (Kamaq Salding). Disapa demikian sebab anak pertamanya bernama Salding.
Kehidupan Ka’salding amat bersahaja. Belia tinggal di Dusun Lambe, Desa Karama, Kecamatan Tinambung. Saya mengenalnya beberapa tahun lalu, sebagai salah satu anggota tim kesenian tradisi yang menghibur passandeq di acara Sandeq Race. Oleh Sahabuddin dan Dalip, pekerja seni di Tinambung, selalu membawa serta Ka’salding dan seniman-seniman tradisi yang lain (Cammana, Tombo, A’ba Patima) bila ada even-even kebudayaan. Baik di Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan maupun Kalimantan Timur.
Ka’salding spesialis alat musik calong. Beliau dijadikan rujukan peneliti alat musik tradisional. Sahabuddin, yang juga ahli musikolog Mandar mengutip pendapat Ka’salding dalam tulisan ilmiahnya tentang calong.
Menurut Ka’salding, cikal bakal calong tidaklah menggunakan buah kelapa sebagai landasan bilah bambu atau ruang resonansi, tetapi di paha si pemain. Saat di rasa paha tidak maksimal, kaku dan sakit dalam waktu lama, maka digunakanlah buah kelapa.
Ka’salding bukan hanya trampil bermain alat musik calong, tapi juga membuat tali berbahan ijuk dan sabut kelapa. Yang mana, kegiatan membuat tali dan sapu ijuk adalah pekerjaan sehari-harinya bila tidak ada kegiatan bermain musik.
“Dulu bapak bekerja sebagai pelaut, saat masih kuat. Belakangan, kerja sebagai pembuat tali,” cerita istrinya, Sunaeah.
Sebagai mantan pelaut yang cukup berpengalaman, Ka’salding dijadikan referensi hidup oleh tim ekspedisi Jepang yang pernah lama tinggal di Dusun Lambe, dalam rangka ekspedisi The Sea Great Journey.
Ka’salding memberi pengetahuan teknik melayarkan perahu layar jenis pakur, ilmu-ilmu melaut, dan pengetahuan pelayaran lainnya. Ka’salding juga didaulat oleh tim Jepang sebagai pihak yang membuat tali-temali yang akan digunakan dalam ekspedisi pelayaran dari Mandar ke Jepang yang dimulai pada tahun 2009 lalu.
Untuk itu, Ka’salding membuat tali berbahan ijuk dan tali berbahan sabut kelapa. Yang terakhir ini sudah tidak ada ditemukan lagi di Mandar. Jadi harus dipesan khusus. Nah, yang ahli membuatnya adalah Ka’salding. Dalam persiapan, Ka’salding berjibaku dengan isteri dan anaknya membuat tali. Mulai dari merendam sabut kelapa, memukul-mukulnya, hingga memintalnya.
Ka’salding adalah cerminan seniman tradisi yang total dalam berkesenian. Itu beliau buktikan hingga akhir hayatnya. Walau telah tua, bila ada panggilan untuk bermain musik, selalu beliau ikuti. Terakhir saya bertemu dengannya beberapa hari lalu, saat ada acara musik tradisi di Desa Sabang Subik. Walau dirinya tak bermain musik, tapi dia ikut hadir untuk menyaksikan pementasan teman-temannya.
Saat tengah memainkan alat musik calong ketika mengiringi salah satu kuda dalam karnaval ‘saeyyang pattuqduq’ Maulid Nabi Muhammad di Desa Karama, Minggu, 8 April 2012, Ka’salding merasakan sesak di dada. Sesaat setelah dibawa ke rumah, Ka’salding meninggal dunia.
“Mungkin dia capek berjalan. Cuaca juga panas. Bapak saya merasakan capek di tengah perjalanan. Dia dibawa ke rumah pakai mobil. Saya lihat bapak cukup kelelahan. Saat tiba di rumah, dia sempat minta dibuatkan teh hangat. Setelah dia minum beberapa teguk, dia berbaring. Tak lama kemudian bapak menghembuskan nafas terakhirnya,” tutur salah seorang anak Ka’salding di rumah duka.
Ka’salding meninggal dunia sekitar pukul empat sore di kediamannya yang bersahaja di Dusun Lambe. Beliau meninggalkan satu isteri dan lima orang anaknya yang masih hidup (total anaknya sepuluh, yang lain wafat).
Dalam berkesenian, Ka’salding tergabung dalam Komunitas Seni Tradisi Assamalewuang, yang dikoordinir Dalip, pekerja seni yang sekampung dengan Ka’salding.
Selamat jalan Ka’salding, “Tomatindo di Calong”. Warisanmu tak sia-sia. Calong semakin digemari dan terkenal ke penjuru nusantara dan karyamu sampai ke Jepang. Walau dirimu mungkin tak pernah sekolah, tapi dirimu telah memberi pengetahuan pada seorang professor. Meski karyamu hanya seutas tali dari ‘benu’, kami bangga sebab itu akan menjadi warisan yang abadi, yang bisa disaksikan dunia, dan anak cucumu kelak.
Sedih, sebab karya talimu malah tak tersimpan di negeri ini. Tapi di Jepang.
Layur Fishing Tournament, ruang apresiasi kepada nelayan
Sebanyak 43 orang nelayan yang sehari-harinya melaut dengan memancing ikan Layur ikut meramaikan "Layur Fishing Tournament" yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Polewali Mandar bekerjasama dengan Dinas Pendapatan dan Perijinan, sabtu 31 Maret 2012 di Desa Tangnga-tangnga kecamatan Tinambung, Polewali Mandar.
Acara yang dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Darwin Badaruddin mendapat perhatian khusus dari para nelayan (Pallayur) dimulai pukul 07.30 pagi dan berakhir pukul 11.00 wita.
Dalam sabutannya Darwin mengungkapkan bahwa event ini dimaksudkan untuk memberi ruang apresiasi terhadap para nelayan, dan menyebut bahwa event ini sangat layak untuk dijual sebagai wisata mancing dan wisata bahari. Pada bagian akhir sambutannya, Kepala Disbudpar Polewali Mandar yang juga punya hobby mancing berharap agar event ini dapat dijadikan sebagai event tahunan pada masa-masa yang akan datang.
Event ini memperebutkan hadiah berupa Televisi, Dispenser, Kipar Angin, Perlengkapan sholat dan alat pancing.
Acara yang dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Darwin Badaruddin mendapat perhatian khusus dari para nelayan (Pallayur) dimulai pukul 07.30 pagi dan berakhir pukul 11.00 wita.
Dalam sabutannya Darwin mengungkapkan bahwa event ini dimaksudkan untuk memberi ruang apresiasi terhadap para nelayan, dan menyebut bahwa event ini sangat layak untuk dijual sebagai wisata mancing dan wisata bahari. Pada bagian akhir sambutannya, Kepala Disbudpar Polewali Mandar yang juga punya hobby mancing berharap agar event ini dapat dijadikan sebagai event tahunan pada masa-masa yang akan datang.
Event ini memperebutkan hadiah berupa Televisi, Dispenser, Kipar Angin, Perlengkapan sholat dan alat pancing.
BERITA DUKA
Alm. H. Sufyan Sagena, SH, MH
Inna Lillahi wa inna ilaihi roji'un.....Keluarga Besar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Polewali Mandar mengucapkan turut Berbelasungkawa atas meninggalnya Bapak H. SUFYAN SAGENA, SH, MH. (Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Majene) pada hari Jumat 23 Maret 2012 di Rumah Sakit Darmais Jakarta dan dikeb umikan pada Hari Sabtu, 24 Maret 2012 di Majene Sulawesi Barat. Semoga Allah SWT menerima semua amal dan baktinya, serta mengampuni segala dosa-dosanya. Teriring harapan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dalam menghadapi cobaan ini. Amin
Pimpinan
Drs. H. Darwin Badaruddin, M.Pd
Pimpinan
Drs. H. Darwin Badaruddin, M.Pd
Dua Desa dapat Bantuan PNPM Pariwisata
Polewali, Harian RADAR SULBAR. Dua desa di Polewali Mandar mendaptkan bantuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Pariwisata dari Kementrian Pmoariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dua desa yang dimaksud adalah desa Tammejarra Kecamatan Balanipa dan desa Galeso Kecamatan Wonomulyo.
Kepala Disbudpar Polewali Mandar, Darwin Badaruddin, mengatakan untuk bantuan ini setiap desa akan mendapatkan dana sebesar 75 juta yang langsung dikirim ke rekening kelompok. Pada tahun 2011 lalu, sudah ada dua desa yang mendapatkan bantuan yang sama, yakni desa Batetangnga dan desa Tonyaman. Untuk tahun 2012, ada tujuh desa yang diusul ke Kementrian untuk mendapatkan bantuan PNPM antara lain desa Mirring kecamatan Binuang, desa Kunyi kecamatan Anreapi, desa Lapeo kecamatan Campalagian, d,,esa Tammejarra kecamatan Balanipa, desa Galeso kecamatan Wonomulyo dan beberapa desa lainnya. "Hanya saja setelah dilakukan survey, hanya dua desa yang terakomodir yakni desa Tammejarra dan desa Galeso. Untuk tahun pertama, bantuan yang akan diberikan langsung ke rekening kelompok yang telah ditentukan melalui pendampingan LKM akan diberikan 75 juta, setelah ada keberhasilan bantuan akan ditambah menjadi 100 juta," jelas darwin Badaruddin. Bantuan tersebut diperuntukkan kepada pengembangan kawasan ekonomi, pariwisata serta pengembangan kelestarian budaya.
Kepala Disbudpar Polewali Mandar, Darwin Badaruddin, mengatakan untuk bantuan ini setiap desa akan mendapatkan dana sebesar 75 juta yang langsung dikirim ke rekening kelompok. Pada tahun 2011 lalu, sudah ada dua desa yang mendapatkan bantuan yang sama, yakni desa Batetangnga dan desa Tonyaman. Untuk tahun 2012, ada tujuh desa yang diusul ke Kementrian untuk mendapatkan bantuan PNPM antara lain desa Mirring kecamatan Binuang, desa Kunyi kecamatan Anreapi, desa Lapeo kecamatan Campalagian, d,,esa Tammejarra kecamatan Balanipa, desa Galeso kecamatan Wonomulyo dan beberapa desa lainnya. "Hanya saja setelah dilakukan survey, hanya dua desa yang terakomodir yakni desa Tammejarra dan desa Galeso. Untuk tahun pertama, bantuan yang akan diberikan langsung ke rekening kelompok yang telah ditentukan melalui pendampingan LKM akan diberikan 75 juta, setelah ada keberhasilan bantuan akan ditambah menjadi 100 juta," jelas darwin Badaruddin. Bantuan tersebut diperuntukkan kepada pengembangan kawasan ekonomi, pariwisata serta pengembangan kelestarian budaya.
Sandeq Keccu dan Pesta Nelayan
Polewali, Harian RADAR SULBAR. Sekitar 43 sandeq keccu berlaga dalam kontes Sandeq Keccu memperebutkan piala Ali Baal Cup VI di Desa Tangnga-tangnga, Sabtu 3 Maret 2012. Pelaksanaan lomba sandeq keccuakan berlangsung hingga 10 Maret 2012 dengan menggunakan dua etape yakni etape Tangnga-tangnga yang akan berlangsung selama tiga hari, kemudian pada tanggal 10 Maret 2012 akan berlangsung etape panjang dari desa Tangnga-tangnga menuju pantai Bahari Polewali.
Dalam lomba sandeq keccuq sekaligus pesta nelayan ini dihadiri oleh Wakil Bupati Polewali Mandar Nadjamuddin Ibrahim, anggota DPRD Sulbar Irbad Kaimuddin, Kepala Disbudpar Polewali Mandar Darwin Badaruddin, Camat Tinambung Muh. Saleh Rahim, Kabag Humas M. Danial, unsur Tripika, Kades Tangnga-tangnga dan mantan Kepala Bappeda, Najib Abdullah Majid.
Kepala Disbudpar Polewali Mandar, Darwin Badaruddin menyampaikan mulai tahun 2012 pemkab melalui Disbudpar akan menjadikan sandeq keccu sebagai even tahunan. Hal itu pun telah dituangkan ke dalam buku profil Budaya dan Kepariwisataan Polewali Mandar. Selain itu, salah satu travel agen yang digunakan oleh wisatawan mancanegara ke desa Rumpa Februari lalu juga akan mengadakan survey ke desa Tangnga-tangnga dan akan menjadikannya sebagai salah satu wisata alternatif.
Wabup Polewali Mandar, Nadjamuddin Ibrahim memberikan apresiasi terhadap panitia pelaksanaan sandeq keccu bagi nelayan. Ia pun mengimbau kepada para nelayan yang ikut pada lomba sandeq keccu tetap memelihara dan mengutamakan kebersamaan. "Sandeq keccu bukan hanya semata-mata untuk mencari juara, akan tetapi lebih kepada pelestarian budaya pesisir dan kelautan," kata Nadjamuddin.
Selain pelaksanaan sandeq keccu, juga digelar pesta nelayan sebagai wujud rasa syukur atas keberhasilan yang diraih. Pesta ini diadakan setiap tahunnya dengan menggelar ritual dengan menyiapkan sejumlah sesajen untuk diberi mantra oleh orang yang dianggap mengetahui apa kemauan penguasa laut sebelum sesajen tersebut dibuang untuk diserahkan kepada penguasa laut.
Dalam lomba sandeq keccuq sekaligus pesta nelayan ini dihadiri oleh Wakil Bupati Polewali Mandar Nadjamuddin Ibrahim, anggota DPRD Sulbar Irbad Kaimuddin, Kepala Disbudpar Polewali Mandar Darwin Badaruddin, Camat Tinambung Muh. Saleh Rahim, Kabag Humas M. Danial, unsur Tripika, Kades Tangnga-tangnga dan mantan Kepala Bappeda, Najib Abdullah Majid.
Kepala Disbudpar Polewali Mandar, Darwin Badaruddin menyampaikan mulai tahun 2012 pemkab melalui Disbudpar akan menjadikan sandeq keccu sebagai even tahunan. Hal itu pun telah dituangkan ke dalam buku profil Budaya dan Kepariwisataan Polewali Mandar. Selain itu, salah satu travel agen yang digunakan oleh wisatawan mancanegara ke desa Rumpa Februari lalu juga akan mengadakan survey ke desa Tangnga-tangnga dan akan menjadikannya sebagai salah satu wisata alternatif.
Wabup Polewali Mandar, Nadjamuddin Ibrahim memberikan apresiasi terhadap panitia pelaksanaan sandeq keccu bagi nelayan. Ia pun mengimbau kepada para nelayan yang ikut pada lomba sandeq keccu tetap memelihara dan mengutamakan kebersamaan. "Sandeq keccu bukan hanya semata-mata untuk mencari juara, akan tetapi lebih kepada pelestarian budaya pesisir dan kelautan," kata Nadjamuddin.
Selain pelaksanaan sandeq keccu, juga digelar pesta nelayan sebagai wujud rasa syukur atas keberhasilan yang diraih. Pesta ini diadakan setiap tahunnya dengan menggelar ritual dengan menyiapkan sejumlah sesajen untuk diberi mantra oleh orang yang dianggap mengetahui apa kemauan penguasa laut sebelum sesajen tersebut dibuang untuk diserahkan kepada penguasa laut.
_Giliran Kapal Pesiar Orion II Merapat di Polewali
_POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com - Sebuah kapal pesiar Orion
II yang membawa lebih dari 100 wisatawan mancanegara akan mengunjungi
sejumlah obyek wisata di Polewali Mandar. Kapal tersebut rencananya akan
merapat di Pantai Mampie, Polewali Mandar. Minggu, 12 Februari 2012
mendatang. Kedatangan wistawan asing ini, selain menyaksikan pesona
kindahan alam dan satwa di Polewali, juga untuk melihat keunikan aneka
budaya suku Mandar di Polewali.
Kepala Dinas Pariwisata Polewali Mandar, Darwin Badaruddin mengatakan, para tamu asing di dalam kapal itu berasal dari berbagai negara seperti Australia, Jerman, Inggris, Kanada, Perancis dan Amerika. Mereka juga akan digiring untuk menyaksikan sejumlah budaya lokal seperti maulid yang dimeriahkan dengan ratusan kuda menari.
Darwin berharap, aneka tradisi dan budaya lokal yang disuguhkan akan bisa diminati dan menghibur para wisatawan asing. "Tradisi yang tidak ada di tempat lain ini diharapkan bisa menarik wisatawan untuk berkunjung ke wilayah ini setiap tahun,"ujar Darwin.
Kedatangan kapal pesior Orion II ini adalah yang kedua kalinya setelah Juni lalu kapal wisatawan ini juga merapat di Polewali. Manurut Darwin beberapa bulan ke depan sejumlah rombongan wisatawan asing juga telah dijadwalkan datang ke Polewali.
Kepala Dinas Pariwisata Polewali Mandar, Darwin Badaruddin mengatakan, para tamu asing di dalam kapal itu berasal dari berbagai negara seperti Australia, Jerman, Inggris, Kanada, Perancis dan Amerika. Mereka juga akan digiring untuk menyaksikan sejumlah budaya lokal seperti maulid yang dimeriahkan dengan ratusan kuda menari.
Darwin berharap, aneka tradisi dan budaya lokal yang disuguhkan akan bisa diminati dan menghibur para wisatawan asing. "Tradisi yang tidak ada di tempat lain ini diharapkan bisa menarik wisatawan untuk berkunjung ke wilayah ini setiap tahun,"ujar Darwin.
Kedatangan kapal pesior Orion II ini adalah yang kedua kalinya setelah Juni lalu kapal wisatawan ini juga merapat di Polewali. Manurut Darwin beberapa bulan ke depan sejumlah rombongan wisatawan asing juga telah dijadwalkan datang ke Polewali.
PNPM Mandiri Pariwisata Desa Tonyaman Luncurkan "Perahu Wisata"
Salah satu kegiatan PNPM Mandiri Pariwisata Desa Tonyaman, Kecamatan Binuang pada Tahun 2011 adalah Pembuatan Perahu Wisata yang pembuatannya memakan waktu kurang s]lebih dua bulan. Perahu wisata dengan kapasitas penumpang 20 orang diluncurkan secara resmi oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisaata kabupaten Polewali Mandar. Peluncuran ditandai denmgan prosesi "mapparawung Lopi" yang dilaksabanakan di Pantai Bajoe, Senin 30 Januari 2012.
Perahu wisata ini dimaksudkan untuk memberikan alternatif transportasi bagi wistawan domestik dan mancanegara yang ingin menikmati keindahan wisata Bahari Polewali mandar. Seperti diketahui bahwa Kabupaten Polewali Mandar adalah merupakan daerah destinasi utama wisata bahari di Provinsi Sulawesi Barat dengan berbagai potensi, antara lain keindahanm gugusan pulau yang mudah diakses serta keindahan taman laut khususnya yang berada di kecamatan Binuang.
Perahu wisata ini dimaksudkan untuk memberikan alternatif transportasi bagi wistawan domestik dan mancanegara yang ingin menikmati keindahan wisata Bahari Polewali mandar. Seperti diketahui bahwa Kabupaten Polewali Mandar adalah merupakan daerah destinasi utama wisata bahari di Provinsi Sulawesi Barat dengan berbagai potensi, antara lain keindahanm gugusan pulau yang mudah diakses serta keindahan taman laut khususnya yang berada di kecamatan Binuang.
FEBRUARI, 100 WISMAN AKAN BERKUNJUNG KE RUMPA
Laporan : Dian Afrianti
Editor : Amri Makkaruba
Polewali, Sebanyak 100 wisatawan mancanegara kembali akan berkunjung ke desa Rumpa, Kecamatan Mapilli. Kunjungan tersebut untuk meneliti spesies satwa liar seperti biawak, burung yang mereka nilai punya daya tarik tersendiri. Selain itu, mereka juga ingin melihat alam dan keramahan masyarakat khususnya yang ada di Desa Rumpa Kecamatan Mapilli. Kedatangan 100 turis mancanegara ini merupakan kunjungan keduanya di Desa Rumpa, karena bulan september 2011 mereka juga mengunjungi daerah ini.
Kepala Disbudpar Polewali Mandar, Darwin Badaruddin yang dikonfirmasi senin, 23 Januari mengatakan, sesuai informasi yang diperoleh dari travel agency-nya, Orion II Tour in Sulawesi yang akan dilakukan oleh wisatawan yang didominasi dari Australia tersebut direncanakan tanggal 12 Februari. " Kunjungan tersebut sebagai kelanjutan dari Orion II Tour in Sulawesi yang dilakukan September 2011. Tour yang direncanakan selama tiga kali tersebut terakhir akan dilakukan September 2012, " kata Darwin Badaruddin.
Darwin Badaruddin juga menyampaikan, kunjungan yang dilakukan oleh wisatawan tersebut untuk melihat potensi satwa liar yang ada pada musim-musim tertentu melakukan migrasi ke pesisir Sungai Mapilli. Dipilihnya Rumpa sebagai tempat kunjungan karena dinilai sudah menjadi destinasi wisata di Polewali Mandar dimana pada saat kunjungan September 2011, para wisatawan cukup terkesima dengan suguhan atraksi kebudayaan dari masyarakat setempat serta sambutan dari pemerintah. Mereka juga menilai Polman variatif dalam menyajikan atraksi terlebih lagi penyambutan masyarakat yang cukup antusias. Untuk kunjungan kedepan, direncanakan dirangkaikan dengan pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad SAW, dan tetap menyajikan sayyang pattu'du," sebut Darwin. (dikutip dari Harian Radar Sulbar)
Editor : Amri Makkaruba
Polewali, Sebanyak 100 wisatawan mancanegara kembali akan berkunjung ke desa Rumpa, Kecamatan Mapilli. Kunjungan tersebut untuk meneliti spesies satwa liar seperti biawak, burung yang mereka nilai punya daya tarik tersendiri. Selain itu, mereka juga ingin melihat alam dan keramahan masyarakat khususnya yang ada di Desa Rumpa Kecamatan Mapilli. Kedatangan 100 turis mancanegara ini merupakan kunjungan keduanya di Desa Rumpa, karena bulan september 2011 mereka juga mengunjungi daerah ini.
Kepala Disbudpar Polewali Mandar, Darwin Badaruddin yang dikonfirmasi senin, 23 Januari mengatakan, sesuai informasi yang diperoleh dari travel agency-nya, Orion II Tour in Sulawesi yang akan dilakukan oleh wisatawan yang didominasi dari Australia tersebut direncanakan tanggal 12 Februari. " Kunjungan tersebut sebagai kelanjutan dari Orion II Tour in Sulawesi yang dilakukan September 2011. Tour yang direncanakan selama tiga kali tersebut terakhir akan dilakukan September 2012, " kata Darwin Badaruddin.
Darwin Badaruddin juga menyampaikan, kunjungan yang dilakukan oleh wisatawan tersebut untuk melihat potensi satwa liar yang ada pada musim-musim tertentu melakukan migrasi ke pesisir Sungai Mapilli. Dipilihnya Rumpa sebagai tempat kunjungan karena dinilai sudah menjadi destinasi wisata di Polewali Mandar dimana pada saat kunjungan September 2011, para wisatawan cukup terkesima dengan suguhan atraksi kebudayaan dari masyarakat setempat serta sambutan dari pemerintah. Mereka juga menilai Polman variatif dalam menyajikan atraksi terlebih lagi penyambutan masyarakat yang cukup antusias. Untuk kunjungan kedepan, direncanakan dirangkaikan dengan pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad SAW, dan tetap menyajikan sayyang pattu'du," sebut Darwin. (dikutip dari Harian Radar Sulbar)
TARI TO ERAN BATU; kekayaan budaya yang nyaris punah
WAKIL BUPATI BUKA FESTIVAL BUDAYA VII POLEWALI MANDAR
Wakil Bupati Polewali Mandar membuka secara resmi Festival Budaya Polewali Mandar yang memasuki pelaksanaan tahun ketujuh. Acara pembukaan yang diawali dengan pergelaran tari tradisional "tuqduq kumbaq" dengan koreografer Hj. Andi Nursami Masdar menghipnotis ratusan penonton yang memadati Gedung Mandar Convention Center yang terletak di jantung kota Polewali Mandar.
Dalam sambutannya Nadjamuddin Ibrahim menyatakan keprihatinannya menyoal degradasi karakter bangsa. ada fenomena yang perlu kita cermati terutama dalam melihat ekses dari perkembangan global, yakni terjadinya proses degradasi karakter bangsa kita sampai ke titik yang relatif cukup mengundang rasa prihatin kita, terutama dalam rangka melahirkan generasi yang akan mewarisi kearifan budaya kita.
Lebih lanjut Nadjamuddin mengungkapkan bahwa pada masa reformasi keinginan membangun karakter bangsa terus berkobar bersamaan dengan munculnya euforia politik sebagai dialektika runtuhnya rezim orde. keinginan menjadi bangsa yang demokratis, bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkn), menghargai dan taat hukum adalah beberapa karakter bangsa yang diinginkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. namun, kenyataan yang ada justru menunjukkan fenomena yang sebaliknya.
Pada bagian lain pidatonya beliau menyampaikan bahwa eksistensi suatu bangsa sangat ditentukan oleh karakter yang dimiliki. hanya bangsa yang memiliki karakter kuat yang mampu menjadikan dirinya sebagai bangsa yang bermartabat dan disegani oleh bangsa-bangsa lain. oleh karena itu, menjadi bangsa yang berkarakter adalah keinginan kita semua. salah satu pilar yang memberi spirit pada pembangunan karakter adalah kebudayaan.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Polewali Mandar Darwin Badaruddin pada laporan pengantarnya mengungkapkan perlunya perhatian terhadap pembangunan sektor kebudayaan dan pariwisata yang menurutnya dapat menjadi sabuk pengaman bagi ketahanan ekonomi, serta menginspirasi tumbuhnya sektor ekonomi kreatif. Menurutnya Polewali Mandar yang memilki sekian banyak potensi dan daya tarik wisata dapat menjadi salah satu destinasi wisata jika disentuh melalui pembangunan yang terintegrasi.
Jika data kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2010 ke Polewali Mandar hanya sekitar 37 orang, maka pada tahun 2011 diprediksi akan meningkat menjadi sekitar 150 orang. Peningkatan jumlah kunjungan yang meningkat tajam tersebut karena terpilihnya salah satu wilayah di Polewali Mandar yakni Desa Rumpa Kecamatan Mapilli sebagai tujuan kunjungan salah satu Travel Agent. Pada bagioan akhir laporannya, Darwin menyampaikan permohonan dukungan kepada seluruh pihak terutama DPRD Polewali Mandar untuk mendukung berbagai gagasan pengembangan kepariwisataan Polewali Mandar.
Festival Budaya yang dimulai dari tanggal 13 sampai dengan 17 Desember 2011 mengusung Tema "Kokohkan Pilar Budaya Sipamandar, Bangun Karakter Bangsa" akan diisi dengan berbagai kegiatan yakni : Pementasan Ragam Seni Tradisional, Permainan Rakyat Ma'gasing, Ma'jekka, Ma'asing, Vokal Group, Lomba Lagu daerah, Lomba Hidangan Tradisional, Lomba Foto Pariwisata dan Pemilihan Tomalolo dan Tomakappa.
Dalam sambutannya Nadjamuddin Ibrahim menyatakan keprihatinannya menyoal degradasi karakter bangsa. ada fenomena yang perlu kita cermati terutama dalam melihat ekses dari perkembangan global, yakni terjadinya proses degradasi karakter bangsa kita sampai ke titik yang relatif cukup mengundang rasa prihatin kita, terutama dalam rangka melahirkan generasi yang akan mewarisi kearifan budaya kita.
Lebih lanjut Nadjamuddin mengungkapkan bahwa pada masa reformasi keinginan membangun karakter bangsa terus berkobar bersamaan dengan munculnya euforia politik sebagai dialektika runtuhnya rezim orde. keinginan menjadi bangsa yang demokratis, bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkn), menghargai dan taat hukum adalah beberapa karakter bangsa yang diinginkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. namun, kenyataan yang ada justru menunjukkan fenomena yang sebaliknya.
Pada bagian lain pidatonya beliau menyampaikan bahwa eksistensi suatu bangsa sangat ditentukan oleh karakter yang dimiliki. hanya bangsa yang memiliki karakter kuat yang mampu menjadikan dirinya sebagai bangsa yang bermartabat dan disegani oleh bangsa-bangsa lain. oleh karena itu, menjadi bangsa yang berkarakter adalah keinginan kita semua. salah satu pilar yang memberi spirit pada pembangunan karakter adalah kebudayaan.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Polewali Mandar Darwin Badaruddin pada laporan pengantarnya mengungkapkan perlunya perhatian terhadap pembangunan sektor kebudayaan dan pariwisata yang menurutnya dapat menjadi sabuk pengaman bagi ketahanan ekonomi, serta menginspirasi tumbuhnya sektor ekonomi kreatif. Menurutnya Polewali Mandar yang memilki sekian banyak potensi dan daya tarik wisata dapat menjadi salah satu destinasi wisata jika disentuh melalui pembangunan yang terintegrasi.
Jika data kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2010 ke Polewali Mandar hanya sekitar 37 orang, maka pada tahun 2011 diprediksi akan meningkat menjadi sekitar 150 orang. Peningkatan jumlah kunjungan yang meningkat tajam tersebut karena terpilihnya salah satu wilayah di Polewali Mandar yakni Desa Rumpa Kecamatan Mapilli sebagai tujuan kunjungan salah satu Travel Agent. Pada bagioan akhir laporannya, Darwin menyampaikan permohonan dukungan kepada seluruh pihak terutama DPRD Polewali Mandar untuk mendukung berbagai gagasan pengembangan kepariwisataan Polewali Mandar.
Festival Budaya yang dimulai dari tanggal 13 sampai dengan 17 Desember 2011 mengusung Tema "Kokohkan Pilar Budaya Sipamandar, Bangun Karakter Bangsa" akan diisi dengan berbagai kegiatan yakni : Pementasan Ragam Seni Tradisional, Permainan Rakyat Ma'gasing, Ma'jekka, Ma'asing, Vokal Group, Lomba Lagu daerah, Lomba Hidangan Tradisional, Lomba Foto Pariwisata dan Pemilihan Tomalolo dan Tomakappa.
_KADIS BUDPAR POLMAN PANTAU
PNPM MANDIRI PARIWISATA DESA TONYAMAN
_Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Polewali
Mandar di sela-sela kesibukannya menyempatkan diri untuk melakukanj
pemantauan mendadak di Desa Tonyaman Kecamatan Binuang Senin, 21
Nopember 2011. Objek pemantauan tidak lain adalah sejauh mana
perkembangan kegiatan PNPM Mandiri Pariwisata di Desa Tonyaman yang
anggaran telah diterima oleh LKM Tonyaman Indah. Dana ini berasal dari
Kementerian Kebudayaan Pariwisata yang diluncurkan pada tahun 2011.
Pemantauan ini dimaksudkan untuk melihat progres penggunaan anggaran dan kegiatan yang dilakukan di desa Tonyaman, demikian disampaikan oleh Darwin Badaruddin saat menyaksikan pekerjaan finishing Gazeebo. Rencananya Gazeebo ini akan ditempatkan di Pulau Dea-dea, sebagaio salah satu objek daya tarik wisata di Kabupaten Polewali Mandar. Selain mengunjungi kegiatan pembuatan Gazeebo, Darwin juga melakukan pemantauan kegiatan pembuatan Perahu Wisata. Ketika ditanya mengenai kesimpulan pemantauan yang dilakukan, Darwin Badaruddin yang punya hobby fishing menyatakan Puas atas perkembangan kegiatan yang dilakukan olek LKM Tonyaman Indah.
Pemantauan ini dimaksudkan untuk melihat progres penggunaan anggaran dan kegiatan yang dilakukan di desa Tonyaman, demikian disampaikan oleh Darwin Badaruddin saat menyaksikan pekerjaan finishing Gazeebo. Rencananya Gazeebo ini akan ditempatkan di Pulau Dea-dea, sebagaio salah satu objek daya tarik wisata di Kabupaten Polewali Mandar. Selain mengunjungi kegiatan pembuatan Gazeebo, Darwin juga melakukan pemantauan kegiatan pembuatan Perahu Wisata. Ketika ditanya mengenai kesimpulan pemantauan yang dilakukan, Darwin Badaruddin yang punya hobby fishing menyatakan Puas atas perkembangan kegiatan yang dilakukan olek LKM Tonyaman Indah.
Marie Elka belum hafal akronim Pariwisata
JAKARTA: Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengaku belum hafal akronim dalam Pariwisata sehingga ketika memaparkan Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Nasional (Ripparnas) merasa seperti ujian.
"Maklum baru enam minggu menduduki jabatan baru sekarang sudah langsung di uji di atas panggung," ujarnya berseloroh di hadapan sekitar 1000 peserta Konferensi Pariwisata Nasional di Puri Agung hotel Sahid Jaya, Jakarta, hari ini.
Sikapnya yang polos dan seadanya membuat jajaran tamu VIP siap membantunya menyebutkan DMO singkatan dari Destination Management Organization (DMO).
Jam terbang yang tinggi selama tujuh tahun menjadi menteri di jajaran Kabinet Indonesia Bersatu membuat ibu dari dua orang anak, Raymond dan Arya ini mampu 'menguasai' panggung dengan baik.
Memegang iPod di tangan, Mari dengan lancar membahas angka-angka yang menjadi fakta seberapa besar kontribusi sektor pariwisata bagi perekonomian bangsa.
Mari bukan hanya sadar blocking di panggung dengan bergerak dari kiri ke kanan tapi juga selalu tampil fashionable di berbagai acara dengan memakai kain tradisional. Kali ini dia mengenakan pakaian dari tenun ikat Nusa Tenggara berwarna coklat tanah.
Dihadapan jajaran birokrasi terdiri dari 5 gub, 2 wagub, 29 bupati, 23 DPRD dan para stakesholder lainnya, Mari berpesan agar pemerintah daerah berlari dalam mengimplementasikan Ripparnas.
"Mari curahkan rasa dan karsa untuk pariwisata. Setelah Ripparnas, ada riparda dan di daerah harus ada rencana aksi," kata Mari Elka Pangestu.(api)
(dikutip dari Bisnis Indonesia-Bisnis.com)
"Maklum baru enam minggu menduduki jabatan baru sekarang sudah langsung di uji di atas panggung," ujarnya berseloroh di hadapan sekitar 1000 peserta Konferensi Pariwisata Nasional di Puri Agung hotel Sahid Jaya, Jakarta, hari ini.
Sikapnya yang polos dan seadanya membuat jajaran tamu VIP siap membantunya menyebutkan DMO singkatan dari Destination Management Organization (DMO).
Jam terbang yang tinggi selama tujuh tahun menjadi menteri di jajaran Kabinet Indonesia Bersatu membuat ibu dari dua orang anak, Raymond dan Arya ini mampu 'menguasai' panggung dengan baik.
Memegang iPod di tangan, Mari dengan lancar membahas angka-angka yang menjadi fakta seberapa besar kontribusi sektor pariwisata bagi perekonomian bangsa.
Mari bukan hanya sadar blocking di panggung dengan bergerak dari kiri ke kanan tapi juga selalu tampil fashionable di berbagai acara dengan memakai kain tradisional. Kali ini dia mengenakan pakaian dari tenun ikat Nusa Tenggara berwarna coklat tanah.
Dihadapan jajaran birokrasi terdiri dari 5 gub, 2 wagub, 29 bupati, 23 DPRD dan para stakesholder lainnya, Mari berpesan agar pemerintah daerah berlari dalam mengimplementasikan Ripparnas.
"Mari curahkan rasa dan karsa untuk pariwisata. Setelah Ripparnas, ada riparda dan di daerah harus ada rencana aksi," kata Mari Elka Pangestu.(api)
(dikutip dari Bisnis Indonesia-Bisnis.com)