TARI PATUQDU
Salah satu jenis traian tradisional yang terkenal di kalangan masyarakat Mandar adalah tari Pattuqduq
Pattuqduq dalam istilah lain diartikan sebagai "penari" sedangkan Tuqduq berarti "tari/tarian" yang secara keseluruhan juga diartikan sebagai bentuk pemujaan dan penghormatan kepada dewata dan Raja (sebelum masukya agama Islam). Tari Pattuqduq dalam pertunjukannya di iringi oleh bunyi gandrang (gendang), Gong dan Keke serta diikuti syair-syair kalindaqdaq (Pantun) yang dilantunkan penyanyi yang mengiringi gerak gemulai penari.
Menurut ragamnya Pattuqduq diklasifikasikan dalam beberapa jenis penari serta strata penarinya, yakni sebagai berikut :
Tuqduq Sore, Tuqduq sarawadang ( mattipas dan tamatipas ), Tuqduq Cakkuriri, Tuqduq Losa-losa, Tuqduq Palappa, Tuqduq Kumba, Tuqduq Sayakumba, Tuqduq Denggo, dan Tuqduq Sawawar
Sedangkan dalam pengklasifikasian menurut jenis kelamin terbagi 3,yakni :
Tuqduq Towaine ( kelompok perempuan )
Tuqduq Tommuane ( kelompok laki-laki )
Tuqduq Sawawar (gabungan perempuan dan laki-laki yang dimainkan secara massal )
Selain pengklasifikasian dari ragam dan jenis kelamin terdapat pula pengklasifikasian dari aspek strata sosial penarinya , antara lain :
Tuqduq Puang,diperagakan oleh putra putri raja
Tuqduq taupia,diperagakan oleh anak raja dan putri bangsawan lainnya seperti pa’bicara dan lainnya
Tuqduq sassawwarang, diperagakan oleh rakyat biasa
Dahulu tari pattuqduq hanya dapat digelar pada upacara-upacara resmi kerajaan seperti pada saat pelantikan raja, perkawinan anak raja dan pemuka adat serta bangsawan lainnya.
Waktu digelarnya tari pattuqduq biasanya dilihat dari lama waktu pelaksanaan sebuah pesta dengan klasifikasi :
Jika lebih seminggu dilaksanakan di Baruga ( bangunan besar di lapangan / istana dikhususkan untuk pesta kerajaan )
Jika 3 – 7 hari tempat pelaksanaannya disebut battayang khusus untuk anggota hadat
Jika 1 – 3 hari pestanya disebut ateq laya ( dirumah memasang tenda/tambahan rumah bagi yang punya hajatan pesta.
Pattuqduq dalam istilah lain diartikan sebagai "penari" sedangkan Tuqduq berarti "tari/tarian" yang secara keseluruhan juga diartikan sebagai bentuk pemujaan dan penghormatan kepada dewata dan Raja (sebelum masukya agama Islam). Tari Pattuqduq dalam pertunjukannya di iringi oleh bunyi gandrang (gendang), Gong dan Keke serta diikuti syair-syair kalindaqdaq (Pantun) yang dilantunkan penyanyi yang mengiringi gerak gemulai penari.
Menurut ragamnya Pattuqduq diklasifikasikan dalam beberapa jenis penari serta strata penarinya, yakni sebagai berikut :
Tuqduq Sore, Tuqduq sarawadang ( mattipas dan tamatipas ), Tuqduq Cakkuriri, Tuqduq Losa-losa, Tuqduq Palappa, Tuqduq Kumba, Tuqduq Sayakumba, Tuqduq Denggo, dan Tuqduq Sawawar
Sedangkan dalam pengklasifikasian menurut jenis kelamin terbagi 3,yakni :
Tuqduq Towaine ( kelompok perempuan )
Tuqduq Tommuane ( kelompok laki-laki )
Tuqduq Sawawar (gabungan perempuan dan laki-laki yang dimainkan secara massal )
Selain pengklasifikasian dari ragam dan jenis kelamin terdapat pula pengklasifikasian dari aspek strata sosial penarinya , antara lain :
Tuqduq Puang,diperagakan oleh putra putri raja
Tuqduq taupia,diperagakan oleh anak raja dan putri bangsawan lainnya seperti pa’bicara dan lainnya
Tuqduq sassawwarang, diperagakan oleh rakyat biasa
Dahulu tari pattuqduq hanya dapat digelar pada upacara-upacara resmi kerajaan seperti pada saat pelantikan raja, perkawinan anak raja dan pemuka adat serta bangsawan lainnya.
Waktu digelarnya tari pattuqduq biasanya dilihat dari lama waktu pelaksanaan sebuah pesta dengan klasifikasi :
Jika lebih seminggu dilaksanakan di Baruga ( bangunan besar di lapangan / istana dikhususkan untuk pesta kerajaan )
Jika 3 – 7 hari tempat pelaksanaannya disebut battayang khusus untuk anggota hadat
Jika 1 – 3 hari pestanya disebut ateq laya ( dirumah memasang tenda/tambahan rumah bagi yang punya hajatan pesta.